Lelah.Aku terbaring di bawah sinar lampu 20 watt.Dinginnya malam tak membuatku gemetar . Di samping ku ada seorang manusia yang sangat ak...
Read More
Home » Archive for Januari 2011
Sajak XXXVII
Air mengalir pekat dengan coklatnya Beriak dan jatuh ke parit kecil Rumput yang menghijau,anggun Dengan tetesan embun di setiap helainya Uda...
Read More
Sajak XXXVIII
Eidelweis Angin bertiup ke udara Membawa awan gelap ke puncak pergunungan Awan itu letih karena selalu terseret udara yang panas oleh mataha...
Read More
Sajak XXXVI
Dingin merayap di tubuhku Membuat gigi bergetar mengimbangi tubuh yang menggigil Mataku tak bisa diam dan selalu bergerak memperhatikan seti...
Read More
Sajak XXXV
Dandelion Angin timur membawa uap yang panas. Melewati tanah gersang yg tertutup padang ilalang. Geliat cacing menderita.Sudah lama awan tid...
Read More
Sajak XXXIV
Coretan Sejarah Ibu,mana bendera kita ? Lihat ke langit biru anakku,Sang Saka Merah Putih sedang berkibar..Diselingi kepakan Garuda,suaranya...
Read More
Sajak XXXIII
Hati ini ingin mati ingin mati ingin mati! Ku mau terkubur.Biar hancur ku mau lebur.Biar menyatu dgn kubur. Ganti! Ganti hati mati ini. Gant...
Read More
Sajak XXXII
Pisau Pisau berkarat untuk memotong pembuluh darah pisau berkarat untuk merobek luka pisau berkarat untuk menusuk jantung keparat engkau pis...
Read More
Sajak XXXI
Tinta mulai menggores kertas yang kosong semua pikiran tertumpah, membanjiri kertas kecil yang hanya cukup untuk sebuah kalimat kata-kata di...
Read More
Sajak XXIX
Ujung pena yang tajam di selembar kertas Melukai potongan jiwa dengan warna tintanya yang hitam Merintih dan kesakitan untuk menorehkan kali...
Read More
Sajak XXVIII
Jaring menjarumi jurang corong mencurangi terang taji menajamkan guci darah mendera diri kaki menapaki hati nanah memanah tanah mata mematai...
Read More
Sajak XXVII
Karena Cinta Tak Harus Berbentuk Bunga Bunga-bunga itu kan layu,tangkainya kan rapuh,akarnya kan tercabut. Karena cinta tak harus berbentuk ...
Read More
Sajak XXVI
Matahari membuka selimut kelamnya Ketika itulah,kutemukan beronggok-onggok pemuda yang bertebaran Tak bersuara,mereka hanya bisa menorehkan ...
Read More
Sajak XXIV
Rintik hujan bergulir halus dan lembut di permukaan batu lapuk Suara lembut dan tenang menambah lelap tidur kupu-kupu yang kedinginan ,berg...
Read More
Sajak XXIII
Tanah liat yang kau genggam sempat membuatku iri Lentik jari yang kau alunkan telah membentuk mahkluk kecil Kecil,hanya bisa lekat dengan ol...
Read More
Sajak XXII
Kau mengangkat nafasku Kau menarik jiwaku Agar aku tahan untuk mengukir sejarah kecil pertemanan kita Sejarah kecil,sangat kecil Bahkan duni...
Read More
Sajak XVIII
Balada Anak Melayu Bermain ombak seakan merajut sinar mentari yang memanggang buah karang Berurai pedih menangkis duka,tatkala anak-anak kam...
Read More
Sajak XVII
Aaaaaaaaaaaaaaaa Erangan panjang manusia Mengakhiri hidup Lalu senyap,…….dan Dia telah wafat Terkejut,kami terkejut Dengan segera,tubuhnya m...
Read More
Sajak XIII
Kucing Kamar Kosong Derit,sorak,teriak,lalu diam Sepi,ramai,gaduh ,lalu diam Lahir,muda,tua,lalu diam Sehat,sakit lalu terdiam Kucing terdia...
Read More
Sajak VIII
Catatan untuk Dia Ilmu ibarat darah yang mengalir melalui ribuan pembuluh dan tempat yang sama untuk menyuplai makanan,enzim dan oksigen...
Read More
Langganan:
Postingan (Atom)